Kamis, 16 Februari 2017

MELAYANI TUHAN DENGAN SEGENAP HATI

Saudaraku, kita harus menyadari bahwa sebagai orang yang menerima kasih karunia keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, itu artinya kita berhutang kepada Allah. Sebab kalau Allah tidak mengaruniakan kepada kita keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka kita pasti binasa di dalam kekekalan.

Sebagai orang yang berhutang kepada Allah, kita tidak akan sanggup membayar hutang kita kepada Allah, sebab keselamatan yang kita terima di dalam Tuhan Yesus Kristus itu, dibayar dengan harga yang mahal, yaitu dengan darah-Nya yang kudus, yang tak bernoda dan tak bercacat. Firman Tuhan katakan di dalam;

I Petrus 1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Efesus 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

Dari kebenaran ini, kita bisa mengerti bahwa untuk menyelamatkan kita dari hukuman kekal akibat dosa, Tuhan Yesus harus menebus kita dengan darah-Nya yang kudus, dan itu tidak dapat kita bayar dengan apapun.
Sumber: Renungan Harian Air Hidup

Kamis, 14 Maret 2013

MENGAMPUNI DAN MELUPAKAN


Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Matius 18:21


Jika disuruh memilih antara mengampuni atau membalas kejahatan seseorang, banyak orang pasti akan lebih memilih melakukan pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Jika ini dilakukan orang yang dunia, kita maklum. Namun bagi orang Kristen mengampuni adalah sebuah keharusan (wajib), bukan pilihan.

Mengapa demikian? Sesungguhnya oleh karena pengampunan Tuhan bagi kitalah yang memungkinkan kita dapat mengampuni orang lain. Tertulis demikian: “...dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,.. . Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53:5-6). Hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung telah dibayar penuh oleh Yesus Kristus di kayu salib. Murka Allah ditimpakan kepadaNya, Dialah yang menggantikan tempat kita. Darah Yesus membasuh dan menyucikan kita dari dosa.

Ketika ada kesalahan atau kejahatan dilakukan oleh pihak lain, kitalah yang harus berinisiatif terlebih dulu untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Allah di dalam Kristus Yesus telah mengampuni kita, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,” (Efesus 4:31-32a). Bagaimana kita bisa melakukannya? Pertama, kita harus memusatkan pikiran kita sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Renungkan betapa besar rahmat yang sudah dilimpahkan Tuhan kepada kita seperti kata Daud, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu,” (Mazmur 103:2-3a). Kedua, selesaikan dengan jujur semua kemarahan yang kita rasakan terhadap orang lain, lalu melupakannya. Memang tidak mudah! Namun Tuhan akan tolong.

Mengampuni tanpa melupakan itu seumpama kasih yang bersyarat, namanya bukan pengampunan !

Selasa, 12 Maret 2013

MEMPERKATAKAN FIRMAN DENGAN IMAN


Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” Ulangan 30:14.

Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal itu mempengaruhi jalan pikiran, pola hidup dan tindak-tanduk kita. Firman Tuhan merupakan dasar bahasa iman yang dapat membangun kehidupan rohani kita. Bila rohani kita kuat berakar dalam Kristus, kita dapat dengan yakin merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita; dan dimana kuasa Tuhan bekerja, di situ pasti ada berkat dan mujizat.


Alkitab menasihati, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,…” (Kolose 2:7). Dikatakan bahwa firman Tuhan tidak jauh dari jangkauan kita, melainkan sangat dekat yaitu di dalam mulut dan di dalam hati kita. Jadi kita harus menggunakan perkataan Tuhan atau memperkatakan firmanNya setiap kali sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar berkat, kasih serta mujizatNya dilimpahkan atas kita. Dikatakan pula bahwa firman itu sangat dekat di dalam hati, artinya harus ada iman di dalam hati sewaktu kita memperkatakan firman itu.


Adalah sia-sia sekalipun kita memperkatakan firmanNya seribu kali sehari jika hati kita tidak yakin dan tidak ada iman; semuanya hanya merupakan rentetan kalimat yang kosong, tidak ada kuasa Tuhan bekerja. Firman Tuhan jangan hanya digunakan waktu kita dalam masalah saja, tetapi di segala keadaan. Adalah Daud, yang selalu menggunakan bahasa iman meski keadaan normal: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1). Daud mengakui Tuhan adalah gembalanya yang sanggup mencukupkan segala yang ia perlukan. Daud bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkatNya yang melimpah. Daud memakai bahasa iman: mengijinkan kemuliaan dan berkat Tuhan mengalir terus dalam hidupnya. Perkataan firmanNya dengan iman setiap saat dan jangan beri kesempatan kuasa jahat membisikkan hal-hal negatif di telinga kita.
“Awasi mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mazmur 141:3) supaya firmanMu saja yang kuucapkan!


Senin, 03 Desember 2012

Pdt. Hardy Halim: "BELAJAR PADA YESUS"


Yesus katakana dalam Injil Matius 11:29..."Belajarlah kepada Ku sebab aku lemah lembut dan rendah hati"
Kata belajar berarti memposisikan diri kita adalah murid, dan Yesus adalah guru kita. Seperti halnya saat kita mulai belajar disekolah. Saat kita akan mulai belajar berhitung, kita akan mulai belajar dari tambah, kurang, kali, membagi dan persen.
Yang pertama kita belajar untuk bertambah. Apa yang perlu ditambahakan? Iman kita perlu bertambah tiap hari. Lukas 17:5.
Yang kedua adalah kurang. Kegoisan, kesombongan keangkuhan perlu dikurangi dalam hidup kita orang percaya. Yoh 3:30
Yang ketiga adalah kali. Berapa kali kita harus mengampuni? Tuhan Yesus ajarkan kepada kita bahwa kita harus mengampuni 70 x7 . Matius 18:22  Munkinkah kita pernah disakiti oleh seseorang sehingga kita merasa tersakiti? Lepaskanlah pengampunan kepada orang yang menyakiti kita maka kita akan mendapatkan berkat Tuhan yang melimpah.
Yang keempat, membagi. Tuhan mengajar kita untuk membagi ketika memiliki berkat yang lebih. Jangan kita menjadi anak Tuhan yang kikir. Firman Tuhan mengajar kita, lebih baik member daripada menerima.
Yang terakhir adalah persen. Malekhi 3:10 berkata, Bawalah perpuluhan maka kita pasti menikmati berkat yang melimpah.

Demikianlah cuplikan khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Hardy Halim dari Yayasan Samarinda Ministry dalam perayaan Natal Jemaat GPdI Temindung.
Perayaan Natal yang dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2012 ini adalah perayaan natal yang pertama di wilayah samarinda. Gembala GPdI Jemaat Haleluya M.P Siagian Sth dan seluruh anggota jemaat terlihat sangat bersukacita dalam perayaan ini. Perayaan Natal ini juga dimeriahkan oleh VG. Efatha Samarinda. Turut hadir dalam acara ini pengrurs Majelis Wilayah Samrinda GPdI dan seluruh gembala wilayah samarinda.

Sabtu, 10 November 2012

Pdt. A.H. Mandey: MENDERITA BAGI INJIL KRISTUS



MENDERITA BAGI INJIL KRISTUS

Ayat Pokok: 2 Timotius 1:8
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Ujian, godaan dan tantangan boleh datang, tetapi jika kuat berakar dalam Tuhan, tidak goyah, kita tidak akan mundur dan murtad.  Apapun yang terjadi, biarlah kita tetap setia, tetap berdiri di atas kebenaran FirmanNya.  Sekali Yesus, Tetap Yesus!  Haleluya!
Sebab Allah tidak mengaruniakan roh ketakutan, melainkan Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.  Puji Tuhan!  Karenanya, Paulus menasihati Timotius untuk mengobarkan karunia, semangat!  Jangan malu bersaksi.  Bersaksi = menceritakan pengalaman perjalanan kita bersama Tuhan.
Bahkan selanjutnya Paulus mendorong Timotius untuk ikut menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah.  Puji Tuhan!  Hanya oleh kekuatan Allah, saudara dan saya bisa tetap teguh berdiri atas FirmanNya.

 

Menderita Bagi InjilNya

Paulus menulis surat ini dari dalam penjara!  Dipenjara bukan karena melakukan kejahatan, melainkan karena memberitakan Injil Tuhan!  Menjadi orang Kristen tidak selamanya identik dengan kemenangan dan kelimpahan.
Rasul Paulus tahu apa arti berkelimpahan, tapi ia juga tahu apa arti kekurangan.  Dalam 2 Korintus 11:23-28, ia mencatat sebagian pengalaman penderitaannya sebagai pelayan Kristus

 

Injil

Injil berarti Kabar Baik!  Injil adalah Firman Tuhan; dan Firman itu adalah Allah.  Jadi, Injil = Allah.  Dan Firman itu telah menjadi Manusia”, yaitu Yesus – Yohanes 1:1, 14.
Minggu lalu kita telah melihat, bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang mendatangkan keselamatan bagi barangsiapa yang percaya – Roma 1:16.  Itu sebabnya, Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil.  Tak sedikitpun ia ragu atau gentar, meski harus mengalami berbagai penderitaan, aniaya, ancaman, dan bahaya.
Perintah Tuhan kepada saudara dan saya, murid-muridNya,

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” – Matius 16:15
Iman datang dari pendengaran, yaitu pendengaran akan Firman Allah = Injil.  Tapi bagaimana orang bisa percaya dan beriman jika mereka tidak pernah mendengar Injil dan tidak ada orang yang memberitakan Injil kepada mereka? 

“Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” - Roma 10:14

Menderita = Membela Injil

Konteks “menderita” disini ialah dalam hal membela dan mempertahankan iman dalam Injil.  Sama sekali bukan dalam konteks Injil/Tuhan yang lemah sehingga perlu dibela! 
Sejak zaman Adam dan Hawa, Iblis berupaya keras untuk menarik sebanyak mungkin orang percaya dengan berbagai cara, termasuk dengan memutar-balikkan Injil.  Bahkan tiga kali ia berani mencobai Tuhan Yesus di padang gurun, tetapi tiga kali pula Yesus mematahkan serangan Iblis dengan Firman Tuhan!
Kepada jemaat di Galatia, Paulus menyatakan keheranannya,

“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil.  Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus” – Galatia 1:6-7.
Tantangan yang dihadapi bukan hanya dari luar, tapi juga dari dalam.  Rasul Paulus menggaris-bawahi adanya “saudara-saudara palsu” yang menyusup dan menyelundup masuk.  Untuk apa?  Untuk menghadang kebebasan yang ada di dalam Kristus Yesus!  Mereka hendak memaksakan pelaksanaan sunat kepada setiap orang percaya, termasuk orang-orang non-Yahudi, seperti Titus – Galatia 2:3-4.
Namun Paulus dan teman-teman tak mau mundur sedikitpun demi mempertahankan Injil yang benar.  Tegasnya:

“Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu” – Galatia 2:5.
Puji Tuhan!
Kiranya tekad yang sama kita ikrarkan: Sesaatpun tak mau mundur dari iman kepada Kristus Yesus; Tetap berdiri atas FirmanNya – meski nyawa sebagai taruhannya.  Tuhan Yesus memberkati saudara.
sumber: www.gpdi-ketapang

LOGO PELAYANAN PROFESI DAN USAHAWAN PANTEKOSTA