MENDERITA BAGI INJIL KRISTUS
Ayat Pokok: 2 Timotius 1:8
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Ujian, godaan dan tantangan boleh datang, tetapi jika kuat berakar dalam Tuhan, tidak goyah, kita tidak akan mundur dan murtad. Apapun yang terjadi, biarlah kita tetap setia, tetap berdiri di atas kebenaran FirmanNya. Sekali Yesus, Tetap Yesus! Haleluya!
Sebab Allah tidak mengaruniakan roh ketakutan, melainkan Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Puji Tuhan! Karenanya, Paulus menasihati Timotius untuk mengobarkan karunia, semangat! Jangan malu bersaksi. Bersaksi = menceritakan pengalaman perjalanan kita bersama Tuhan.
Bahkan selanjutnya Paulus mendorong Timotius untuk ikut menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah. Puji Tuhan! Hanya oleh kekuatan Allah, saudara dan saya bisa tetap teguh berdiri atas FirmanNya.
Menderita Bagi InjilNya
Paulus menulis surat ini dari dalam penjara! Dipenjara bukan karena melakukan kejahatan, melainkan karena memberitakan Injil Tuhan! Menjadi orang Kristen tidak selamanya identik dengan kemenangan dan kelimpahan.
Rasul Paulus tahu apa arti berkelimpahan, tapi ia juga tahu apa arti kekurangan. Dalam 2 Korintus 11:23-28, ia mencatat sebagian pengalaman penderitaannya sebagai pelayan Kristus
Injil
Injil berarti Kabar Baik! Injil adalah Firman Tuhan; dan Firman itu adalah Allah. Jadi, Injil = Allah. Dan Firman itu telah menjadi Manusia”, yaitu Yesus – Yohanes 1:1, 14.
Minggu lalu kita telah melihat, bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang mendatangkan keselamatan bagi barangsiapa yang percaya – Roma 1:16. Itu sebabnya, Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil. Tak sedikitpun ia ragu atau gentar, meski harus mengalami berbagai penderitaan, aniaya, ancaman, dan bahaya.
Perintah Tuhan kepada saudara dan saya, murid-muridNya,
Iman datang dari pendengaran, yaitu pendengaran akan Firman Allah = Injil. Tapi bagaimana orang bisa percaya dan beriman jika mereka tidak pernah mendengar Injil dan tidak ada orang yang memberitakan Injil kepada mereka?
Menderita = Membela Injil
Konteks “menderita” disini ialah dalam hal membela dan mempertahankan iman dalam Injil. Sama sekali bukan dalam konteks Injil/Tuhan yang lemah sehingga perlu dibela!
Sejak zaman Adam dan Hawa, Iblis berupaya keras untuk menarik sebanyak mungkin orang percaya dengan berbagai cara, termasuk dengan memutar-balikkan Injil. Bahkan tiga kali ia berani mencobai Tuhan Yesus di padang gurun, tetapi tiga kali pula Yesus mematahkan serangan Iblis dengan Firman Tuhan!
Kepada jemaat di Galatia, Paulus menyatakan keheranannya,
Tantangan yang dihadapi bukan hanya dari luar, tapi juga dari dalam. Rasul Paulus menggaris-bawahi adanya “saudara-saudara palsu” yang menyusup dan menyelundup masuk. Untuk apa? Untuk menghadang kebebasan yang ada di dalam Kristus Yesus! Mereka hendak memaksakan pelaksanaan sunat kepada setiap orang percaya, termasuk orang-orang non-Yahudi, seperti Titus – Galatia 2:3-4.
Namun Paulus dan teman-teman tak mau mundur sedikitpun demi mempertahankan Injil yang benar. Tegasnya:
Puji Tuhan!
Kiranya tekad yang sama kita ikrarkan: Sesaatpun tak mau mundur dari iman kepada Kristus Yesus; Tetap berdiri atas FirmanNya – meski nyawa sebagai taruhannya. Tuhan Yesus memberkati saudara.
sumber: www.gpdi-ketapang